Senin, 04 Januari 2010

10 Kebiasaan Kecil Pemicu Diabetes

10 Kebiasaan Kecil Pemicu Diabetes

Dalam hidup ini berlaku hukum "tabungan". Apa
yang kita lakukan menjadi
tabungan di masa mendatang. Apa yang kita tabung sedikit
demi sedikit,
akan terasa hasilnya bertahun-tahun kemudian. Begitupun
dengan penyakit.
Mulai dari segelas minuman favorit hingga suka menonton TV
hingga larut.
Siapa nyana kalau itu bisa meningkatkan risiko diabetes?

1. Teh manis

Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan
kadar gula
darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori.
Segelas teh manis
kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan).
Kebutuhan
kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1900 kalori per hari
(tergantung
aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1000-1200
kalori. Belum
ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut
diduga kalau
setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan
diabetes.

Pengganti: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi
gula tidak
lebih dari dua sendok teh sehari.

2. Gorengan

Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat
kita. Padahal
gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu
penyakit
degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan
stroke.
Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya
penyumbatan
pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko
utamanya adalah
dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme
lipid yang
ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL
(kolesterol
jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL
(kolesterol baik)
dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di
masyarakat disebabkan
kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serta dan
tinggi lemak,
termasuk gorengan.

Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.

3. Suka ngemil

Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa
menghindarkan
diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang,
perut diisi
dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan
keripik
kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue
manis lainnya
mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan
yang
memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan
glikemik
indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang
terkandung di
dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam
darah.

Pengganti: Buah potong segar.

4. Kurang tidur.

Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi
terganggu. Hasil
riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan,
kurang tidur
selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses
glukosa menurun
drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur
juga dapat
merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu
makan. Didorong
rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap
makanan berkalori
tinggi yang membuat kadar gula darah naik.

Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.

5. Malas beraktivitas fisik

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kasus diabetes di
negara-negara
Asia akan naik hingga 90% dalam 20 tahun ke depan.
"Dalam 10 tahun
belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam,
berlipat ganda.
Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik
motor dibanding
bersepeda," kata Dr. Gauden Galea, Penasihat WHO untuk
Penyakit Tidak
Menular di Kawasan Pasifik Barat.

Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko
obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki,
atau aktivitas lainnya.

Solusi: Bersepeda ke kantor.

6. Sering stres

Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak
terjadi banjir
besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi
hormon
epinephrine dan kortisol, supaya gula darah naik dan ada
cadangan energi
untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian
rupa untuk
maksud yang baik. Tetapi kalau gula darah terus dipicu
tinggi karena
stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan
bunuh diri pelan-pelan.

Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau
ceritakan pada sahabat terdekat.

7. Kecanduan rokok

Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan
pria dan
wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap
diabetes naik
sebesar 22%. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak
cuma disebabkan
oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak
sehat seperti pola makan dan olahraga.

Pengganti: Permen bebas gula. Cara yang lebih progresif
adalah mengikuti hipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah
berpengalaman dan bersertifikat resmi.

8. Menggunakan pil kontrasepsi

Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon
estrogen dan
progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering
menyebabkan
perubahan kadar gula darah. Menurut dr. Dyah Purnamasari
S., Sp.PD,
dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil
kontrasepsi
berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin
dilawan, pankreas
dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika
terlalu lama
dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi
dengan baik.

Solusi: Batasi waktu penggunaan pil-pil hormonal, jangan lebih dari 5tahun.

9. Takut kulit jadi hitam

Menurut jurnal Diabetes Care, wanita dengan asupan tinggi
vitamin D dan
kalsium berisiko paling rendah terkena diabetes tipe 2.
Selain dari
makanan, sumber vitamin D terbaik ada di sinar matahari.
Duapuluh menit
paparan sinar matahari pagi sudah mencukupi kebutuhan
vitamin D selama
tiga hari. Beberapa penelitian terbaru, di antaranya yang
diterbitkan
oleh American Journal of Epidemiology, menyebutkan bahwa
vitamin D juga
membantu keteraturan metabolisme tubuh, termasuk gula
darah.

Solusi: Gunakan krim tabir surya sebelum "berjemur" di bawah sinar
matahari pagi selama 10-15 menit.

10. Keranjingan soda

Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses' Health
Study II terhadap
51.603 wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan
konsumsi
minuman bersoda membuat berat badan dan risiko diabetes
melambung
tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu
terjadi karena
kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain
itu, asupan
kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong
untuk minum lebih banyak.

Pengganti: Jus dingin tanpa gula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar